Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif. Tetapi, tidak semua gunung berapi sering meletus bahkan ada yang melutus ratusan tahun sekali. Dan biasanya gunung berapi yang meletus dalam rentang waktu yang cukup lama tersebut akan menimbulkan efek yang sangat hebat, baik ditinjau dari besarnya letusan hingga dampak perubahan iklim yang terjadi setelah letusan tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, letusan gunung berapi banyak diperdebatkan dikalangan masyarakat terutama menyangkut kuatnya letusan hingga dampak yang diakibatkan. Untuk itu berikut adalah letusan gunung terdahsyat yang pernah ada di dunia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif. Tetapi, tidak semua gunung berapi sering meletus bahkan ada yang melutus ratusan tahun sekali. Dan biasanya gunung berapi yang meletus dalam rentang waktu yang cukup lama tersebut akan menimbulkan efek yang sangat hebat, baik ditinjau dari besarnya letusan hingga dampak perubahan iklim yang terjadi setelah letusan tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, letusan gunung berapi banyak diperdebatkan dikalangan masyarakat terutama menyangkut kuatnya letusan hingga dampak yang diakibatkan. Untuk itu berikut adalah letusan gunung terdahsyat yang pernah ada di dunia.
- Krakatau, Indonesia - VEI 6
Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru..
Efek yang dialami pada skala global. Abu halus dari letusan Krakatau hingga mencapai New York City. Ledakan itu terdengar lebih dari 3000 mil jauhnya. Debu vulkanik berterbangan ke lapisan atas atmosfer sehingga mempengaruhi radiasi matahari yang masuk dan mempengaruhi cuaca di bumi selama beberapa tahun.
Serangkaian gelombang tsunami besar yang dihasilkan oleh ledakan utama hingga mencapai ketinggian hampir 40 meter (lebih dari 120 kaki) di atas permukaan laut, menewaskan lebih dari 36.000 orang di kota-kota pesisir dan desa-desa di sepanjang Selat Sunda, pulau Jawa dan Sumatra. Gelombang tsunami tercatat hingga ke seluruh Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Pantai Barat Amerika, Amerika Selatan, dan bahkan sejauh Selat Inggris.
Serangkaian gelombang tsunami besar yang dihasilkan oleh ledakan utama hingga mencapai ketinggian hampir 40 meter (lebih dari 120 kaki) di atas permukaan laut, menewaskan lebih dari 36.000 orang di kota-kota pesisir dan desa-desa di sepanjang Selat Sunda, pulau Jawa dan Sumatra. Gelombang tsunami tercatat hingga ke seluruh Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Pantai Barat Amerika, Amerika Selatan, dan bahkan sejauh Selat Inggris.
- Ambrym, Republik Vanuatu - VEI 6 +
Ambrym adalah nama sebuah pulau gunung berapi di kepulauan Vanuatu di sebelah barat daya Samudera Pasifik. Letusan yang terjadi pada kurun waktu 50 SM ini merupakan letusan paling besar sepanjang sejarah dengan VEI tingkat 6+, letusan mengirim gelombang abu panas dan debu yang membentuk kaldera selebar 12 km.
Sejak 1774, gunung ini telah meletus setidaknya sebanyak 50 kali dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya di dunia. Pada tahun 1894, enam orang tewas akibat bom vulkanik dan empat orang terkena aliran lava, pada tahun 1979 curah hujan asam yang disebabkan oleh gunung berapi terbakar oleh beberapa penduduk.
Sejak 1774, gunung ini telah meletus setidaknya sebanyak 50 kali dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya di dunia. Pada tahun 1894, enam orang tewas akibat bom vulkanik dan empat orang terkena aliran lava, pada tahun 1979 curah hujan asam yang disebabkan oleh gunung berapi terbakar oleh beberapa penduduk.
- Ilopango, El Salvador - VEI 6 +
Meskipun gunung ini di pusat kota El Salvador, hanya beberapa km sebelah timur dari ibukota San Salvador tetapi telah mengalami dua kali letusan dalam sejarah. Letusan pertama yang diketahui adalah Doozy, menyelimuti sebagian besar wilayah El Salvador tengah dan barat dengan memuntahkan batu apung dan abu, menghancurkan kota-kota Maya serta memaksa penduduk mengungsi.
Rute perdagangan terganggu, dan pusat-pusat peradaban Maya bergeser dari daerah dataran tinggi di El Salvador ke daerah dataran rendah di utara dan di Guatemala. Puncak kaldera sekarang telah berubah menjadi salah satu danau terbesar di El Salvador.- Baekdu, China - Korea Utara - VEI 6 +
Meletus sekitar 100 SM dengan skala VEI 6+ yang hampir menyamai VEI gunung Thera. Terletak di perbatasan China dan Korea Utara. Letusannya memuntahkan material vulkanik hingga radius 1.200 kilometer sampai ke Jepang Utara. Terakhir meletus pada 1702, menurut ahli geologi, gunung ini kini sudah tak lagi aktif. Emisi gas sempat dilaporkan keluar dari puncak sumber air panas pada 1994 namun tak ada bukti lebih lanjut tentang aktivitas gunung berapi sejak saat itu. Kini, kaldera yang tercipta akibat letusan gunung tersebut dipenuhi dengan air dan menjadi danau. Danau tersebut menjadi destinasi wisata populer karena keindahan alam dan mitos keberadaan makhluk yang dipercaya mendiammi danau tersebut.
- Thera (Santorini), Yunani - VEI 7
Letusan Thera atau disebut juga sebagai letusan Santorini merupakan sebuah bencana besar dari letusan gunung berapi dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) mencapai 7 atau setara dengan beberapa ratus kali bom atom yang diledakkan di Nagasaki dan Hiroshima hingga mengguncang seluruh daratan Mediterania.
Letusan menghancurkan pulau Thera termasuk pemukiman Minoan di Akrotiri, serta masyarakat dan daerah pertanian di pulau-pulau terdekat dan di pantai Kreta.
Para ahli geologi melansir bahwa bisa saja letusan ini menjadi letusan berapi terkuat yang pernah disaksikan. Letusannya yang super dahsyat menyebabkan punahnya kebudayaan Minoan yang juga memberikan inspirasi kebudayaan kuno sebagai “The Lost Atlantis”.
Letusan menghancurkan pulau Thera termasuk pemukiman Minoan di Akrotiri, serta masyarakat dan daerah pertanian di pulau-pulau terdekat dan di pantai Kreta.
Para ahli geologi melansir bahwa bisa saja letusan ini menjadi letusan berapi terkuat yang pernah disaksikan. Letusannya yang super dahsyat menyebabkan punahnya kebudayaan Minoan yang juga memberikan inspirasi kebudayaan kuno sebagai “The Lost Atlantis”.
- Tambora, Indonesia - VEI 7
Gunung Tambora yang berada di kawasan Sumbawa ini pernah meletus dengan letusan terbesar yang pernah dicatat sepanjang sejarah manusia. Data Volcanic Explosivity Index (VEI) nya tercatat sebesar VEI 7 Letusan yang terjadi tahun 1815 silam ini ledakannya terdengar hingga ke pulau Sumatera yakni sekitar 1.930 km jauhnya, awan dan abu tebal menyebar hingga ke Srilanka dan Australia.
Peristiwa ini menelan banyak korban, sekitar 71.000 jiwa melayang, serta panas yang menyembur melubangi atmosfer hingga menyebabkan perubahan iklim dunia. Tercatat pada tahun 1816, di Eropa dan Amerika tak ada musim panas dan dikenal sebagai “The year without summer” dimana manusia dan hewan membeku, panen gagal dan orang-orang ketakutan hingga mengira bahwa kiamat akan segera tiba. Suhu dingin juga menyebabkan menipisnya bahan makanan, kelaparan terjadi dimana-mana karena kegagalan panen gandum dan kentang di barat daya dan utara Irlandia. Harga bahan pokok melambung, kerusuhan serta penjarahan banyak terjadi di pasar dan toko-toko.
Cuaca terganggu di segala penjuru, yaitu di Eropa Barat, Amerika dan Asia. Penyakit Kolera dan Tifus mewabah, embun beku di sepanjang tahun di New England dan Kanada. Fenomena ini yang disebut dengan global cooling atau pendinginan global. Letusan gunung Tambora 100 kali lebih dahsyat dari gunung Thera , sedangkan letusan gunung Thera 4 kali lebih dahsyat dari letusan gunung Krakatau. Sungguh luar biasa mengerikan.
Peristiwa ini menelan banyak korban, sekitar 71.000 jiwa melayang, serta panas yang menyembur melubangi atmosfer hingga menyebabkan perubahan iklim dunia. Tercatat pada tahun 1816, di Eropa dan Amerika tak ada musim panas dan dikenal sebagai “The year without summer” dimana manusia dan hewan membeku, panen gagal dan orang-orang ketakutan hingga mengira bahwa kiamat akan segera tiba. Suhu dingin juga menyebabkan menipisnya bahan makanan, kelaparan terjadi dimana-mana karena kegagalan panen gandum dan kentang di barat daya dan utara Irlandia. Harga bahan pokok melambung, kerusuhan serta penjarahan banyak terjadi di pasar dan toko-toko.
Cuaca terganggu di segala penjuru, yaitu di Eropa Barat, Amerika dan Asia. Penyakit Kolera dan Tifus mewabah, embun beku di sepanjang tahun di New England dan Kanada. Fenomena ini yang disebut dengan global cooling atau pendinginan global. Letusan gunung Tambora 100 kali lebih dahsyat dari gunung Thera , sedangkan letusan gunung Thera 4 kali lebih dahsyat dari letusan gunung Krakatau. Sungguh luar biasa mengerikan.
- Taupo (Hatepe), Selandia Baru - VEI 7
Zona Vulkanik Taupo adalah sebuah area vulkanik aktif di Pulau Utara Selandia Baru. Area ini dinamakan menurut Danau Taupo, yang merupakan muntahan kaldera gunung berapi terbesar di area itu
Gunung Taupo terletak di pusat Selandia Baru di Pulau Utara, Gunung ini merupakan kaldera gunung berapi rhyolitic besar. Letusan gunung yang maha dasyat ini menjadikanya Letusan gunung berapi paling besar dalam sejarah geologi.
Gunung Taupo merupakan bagian dari Taupo Volcanic Zone, sebuah wilayah aktivitas gunung berapi yang membentang dari Ruapehu di Selatan, melalui Taupo dan daerah Rotorua, ke Pulau Putih, di Bay of Plenty
Taupo mulai meletus sekitar 300.000 tahun yang lalu, namun letusan utama sekitar 26.500 tahun yang lalu, letusan inilahyang sekarang membentuk kaldera taupo. Gunung ini diperkirakan aan meletus setiap 100 tahun sekali atau lebih..
Gunung Taupo terletak di pusat Selandia Baru di Pulau Utara, Gunung ini merupakan kaldera gunung berapi rhyolitic besar. Letusan gunung yang maha dasyat ini menjadikanya Letusan gunung berapi paling besar dalam sejarah geologi.
Gunung Taupo merupakan bagian dari Taupo Volcanic Zone, sebuah wilayah aktivitas gunung berapi yang membentang dari Ruapehu di Selatan, melalui Taupo dan daerah Rotorua, ke Pulau Putih, di Bay of Plenty
Taupo mulai meletus sekitar 300.000 tahun yang lalu, namun letusan utama sekitar 26.500 tahun yang lalu, letusan inilahyang sekarang membentuk kaldera taupo. Gunung ini diperkirakan aan meletus setiap 100 tahun sekali atau lebih..
- Samalas (Rinjani), Indonesia - VEI 7+
Menurut para peneliti, ternyata sekitar tahun 1257 ada gunung berapi lain di Indonesia yang juga meletus dengan dahsyat. Gunung yang bernama Samalas di Lombok ini dituding sebagai penyebab perubahan iklim mendadak di abad pertengahan untuk wilayah Eropa dan sekitarnya.
Bahkan jejak abu dan beberapa serpihan kimianya, dapat ditemukan di es baik yang berada di Kutub Utara maupun di Kutub Selatan. Karena letusan tersebut, selain membuat banyak orang yang meninggal, suhu kala itu turun drastis dan banyak petani yang mengalami gagal panen.
Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris, mengungkapkan bahwa sekarang ini struktur gunung Samalas sudah hampir tidak bersisa karena ledakannya yang diperkirakan dapat mencapai tinggi 40 km ke udara.
Bahkan karena besarnya erupsi dan letusannya, gunung Samalas sendiri akhirnya runtuh dan menciptakan sebuah kaldera yang sekarang diberi nama Segara Anak. Dan, diperkirakan letusan gunung satu ini lebih dahsyat dibandingkan dengan Tambora dan Krakatau.
Sebelumnya, para peneliti lain mengatakan bahwa terjadi perubahan iklim mendadak dikarenakan letusan gunung api Okataina di Selandia Baru dan El CHichon di Meksiko, namun bukti lain menyebutkan bahwa Samalas yang menjadi kandidat kuat sebagai 'pelakunya.'.
Selain menjadi 'pelaku' berubahnya iklim secara mendadak di sebagian wilayah di planet ini, letusan dan erupsi Samalas juga dikait-kaitkan dengan sejarah lokal yaitu jatuhnya Kerajaan Lombok sekitar abad 13.
Bukti lain, seperti yang dituliskan di National Geographic adalah terdapatnya teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang menceritakan sebuah erupsi besar dari gunung api raksasa bernama Samalas yang akhirnya menciptakan sebuah kaldera.
Bahkan jejak abu dan beberapa serpihan kimianya, dapat ditemukan di es baik yang berada di Kutub Utara maupun di Kutub Selatan. Karena letusan tersebut, selain membuat banyak orang yang meninggal, suhu kala itu turun drastis dan banyak petani yang mengalami gagal panen.
Profesor Clive Oppenheimer dari Cambridge University, Inggris, mengungkapkan bahwa sekarang ini struktur gunung Samalas sudah hampir tidak bersisa karena ledakannya yang diperkirakan dapat mencapai tinggi 40 km ke udara.
Bahkan karena besarnya erupsi dan letusannya, gunung Samalas sendiri akhirnya runtuh dan menciptakan sebuah kaldera yang sekarang diberi nama Segara Anak. Dan, diperkirakan letusan gunung satu ini lebih dahsyat dibandingkan dengan Tambora dan Krakatau.
Sebelumnya, para peneliti lain mengatakan bahwa terjadi perubahan iklim mendadak dikarenakan letusan gunung api Okataina di Selandia Baru dan El CHichon di Meksiko, namun bukti lain menyebutkan bahwa Samalas yang menjadi kandidat kuat sebagai 'pelakunya.'.
Selain menjadi 'pelaku' berubahnya iklim secara mendadak di sebagian wilayah di planet ini, letusan dan erupsi Samalas juga dikait-kaitkan dengan sejarah lokal yaitu jatuhnya Kerajaan Lombok sekitar abad 13.
Bukti lain, seperti yang dituliskan di National Geographic adalah terdapatnya teks dalam bahasa Jawa, Babad Lombok, yang menceritakan sebuah erupsi besar dari gunung api raksasa bernama Samalas yang akhirnya menciptakan sebuah kaldera.
- Toba, Indonesia - VEI 8
Gunung Toba adalah gunung api raksasa yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu.
Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Karena itu, Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah.
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala. Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali (1984) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Namun peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa.
Penelitian seputar Toba belum berakhir hingga kini. Jadi, masih banyak misteri di balik raksasa yang sedang tidur itu. Salah satu peneliti Toba angkatan terbaru itu adalah Fauzi dari Indonesia, seismolog pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Sarjana fisika dari Universitas Indonesia lulusan 1985 ini berhasil meraih gelar doktor dari Renssealer Polytechnic Institute, New York, pada 1998, untuk penelitiannya mengenai Toba.
Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Gunung Toba ini tergolong Supervolcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano biasa rata-rata kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolcano dapat mencapai puluhan kilometer.
Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus. Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Karena itu, Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa peneliti lain menemukan debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah.
Beberapa ahli kelautan pun melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala. Para peneliti awal, Van Bemmelen juga Aldiss dan Ghazali (1984) telah menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan mahadahsyat. Namun peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan. Peneliti lebih baru, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberikan perkiraan lebih detail: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan raksasa.
Penelitian seputar Toba belum berakhir hingga kini. Jadi, masih banyak misteri di balik raksasa yang sedang tidur itu. Salah satu peneliti Toba angkatan terbaru itu adalah Fauzi dari Indonesia, seismolog pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Sarjana fisika dari Universitas Indonesia lulusan 1985 ini berhasil meraih gelar doktor dari Renssealer Polytechnic Institute, New York, pada 1998, untuk penelitiannya mengenai Toba.
Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi sekitar 800 ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Letusan kedua yang memiliki kekuatan lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya.
Gunung Toba ini tergolong Supervolcano. Hal ini dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus kalderanya besar sekali. Volcano biasa rata-rata kalderanya ratusan meter, sedangkan Supervolcano dapat mencapai puluhan kilometer.
Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus. Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Magma yang di bawah itu terus mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
- La Garita, Amerika - VEI 9+
Jika ada Volcanic Explosivity Index (VEI) 9 untuk mengukur kekuatan letusan gunung berapi, maka La Garita akan menempati VEI 9. La Garita adalah kaldera vulkanik besar yang terletak di San Juan sebelah barat daya Colorado, Amerika.
Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.
Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.
Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2 dan merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9 sebagai letusan terhebat sepanjang masa.
Dengan mempelajari sampel batu-batuan, peta geografis, lapisan debu dan es, peneliti berhasil merekonstruksi sebagian dari letusan gunung yang paling besar. Termasuk yang meletus dalam hitungan ratusan juta tahun yang lalu.
Dan ternyata, letusan gunung terdahsyat sepanjang sejarah planet Bumi adalah letusan gunung La Garita di pegunungan San Juan di barat daya Colorado. Gunung tersebut meletus sekitar 27 juta tahun yang lalu. Ketika itu, gunung memuntahkan 5 ribu kilometer kubik lava yang cukup untuk menutup seluruh wilayah California hingga ketebalan 12 meter.
Menurut data USGS, seperti dikutip dari Livescience, 11 November 2010, letusan itu juga merupakan letusan yang terbesar sejak era Ordovician yang berlangsung antara 504 hingga 438 juta tahun lalu. Saking dahsyatnya letusan, pada laporan Bulletin of Volcanology 2004, ilmuwan merekomendasikan angka 9 pada skala VEI dan menyebutkan letusan La Garita mencapai skala 9,2 dan merupakan satu-satunya letusan yang bisa mencapai skala 9 sebagai letusan terhebat sepanjang masa.
Letusan Gunung Terdahsyat Di Dunia
Reviewed by Unknown
on
3:28 AM
Rating: